[Dongeng Sebelum Lapar] Waspadalah! - Brosense [Dongeng Sebelum Lapar] Waspadalah! | Brosense

[Dongeng Sebelum Lapar] Waspadalah!

 Kejahatan terjadi bukan hanya sebab ada niat dari pelakunya [Dongeng Sebelum Lapar] Waspadalah!


Ingat! Kejahatan terjadi bukan hanya sebab ada niat dari pelakunya, tetapi juga sebab adanya kesempatan. Waspadalah! Waspadalah!

Selamat sore para pemirsa! Sebelum ke TKP, mohon digaris bawahi terlebih dahulu, jikalau awalnya dongeng ini merupakan sebuah novel yang pernah saya tulis di wattpad.com. Namun, sebab sehabis sekian usang tak kunjung juga dibikin film, jadi saya putuskan untuk menghapusnya dari wattpad.

Saat itu saya sempat juga mengadukan permasalahan ini kepada Pak Jokowi dan Mas Hanung Bramantyo, tapi sebab tidak mendapat respon positif dari beliau, alhasil novel yang memakan 350 ribu karakter ini saya hapus secara permanen.

Setelah beberapa hari dari proses penghapusan, tadinya mau saya pribadi posting di media umum facebook. Tapi niat itu saya urungkan, sebab saya khawatir suatu hari nanti Datuk Maringgih mati ditembak Samsul Bahri dengan senjata api bukan hayalan... facebook akan melarat sebab kepopulerannya sendiri.

Selain itu, menurut pengalaman saya beberapa tahun yang lalu, halaman facebook mendadak error dikala dimasukan huruf, angka, spasi, dan tanda baca sebanyak 99 ribu lebih. Terus alhasil gimana? Ya alhasil saya bulatkan tekad untuk menuliskannya di sini dalam bentuk tulisan.

Adapun jenis aksara yang saya gunakan untuk corat-coret pada halaman ini yaitu font berjenis rockwell, death-sans, mistfis, dan helvetica. Untuk warna atau font color, saya beri #f12dsd (perpaduan antara kendaraan beroda empat balap formula 1 dan judul lagu peterpan) dengan ukuran aksara atau font size 16px serta font-weight: 400. Dan untuk line-heightnya, saya kasih 2.5em.

Mudah-mudahan, dengan setingan ibarat itu, serangkaian kata yang ada di halaman ini, sanggup terasa dan terlihat nyaman di pandangan mata pemirsa semuanya. Amin yarobal'alamin... Alfatihah...

Ibu bapak dan para pemirsa yang sangat saya hormati di manapun berada. 2010 yang lalu, dikala sang mentari mulai memancarkan sinarnya, tiba-tiba saja handphone di bawah kolong meja berbunyi; Telolet, telolet, telolelolet...3x (musik favoritnya pedagang es krim paddle pop cup 2000).

Setelah saya angkat, ternyata yang menelepon yaitu salah seorang sobat saya dari Greenland. Hingga pada akhirnya, obrolan conversation pun terjadi selama beberapa detik.

"Jeng..., sanggup minta tolong gak?"

"Enak aja minta, beli!"

"Itu yang waktu itu tea mau beli kebunnya abah, katanya kini uangnya sudah ada"

"Terus?"

"Katanya saya disuruh tiba ke rumahnya, tapi hari ini saya sibuk banget, kau sanggup kan, buat ngambilin uangnya?"

"Bisa aje, asal cocok aja ongkosnya"

"Gampang, 500 ribu gimana?"

"Emang kebunnya jadi dijual berapa?"

"500 juta"

"Oh jadi sanggup uangnya 500 juta, terus sedekahnya 500 ribu? Gak lucu banget tau!"

"Ya udah atuh, 1 juta lah buat kamu"

"Nah, gitu dong"

"Gimana? Bisa?"

"Oke lah"

"Tapi masih ingat kan, jalan menuju ke rumahnya?"

"Dari jalan raya terus melewati jalan setapak, kemudian menyebrangi sebuah jembatan yang terbuat dari 2 batang pohon kelapa, kemudian menyusuri solokan kecil dan melewati beberapa petak sawah kan?"

"Tepat sekali!"

"Tapi bener nih, uangnya sudah ada? Ntar ibarat waktu itu lagi, pulang dengan tangan hampa"

"InsyaAlloh, kejadian ibarat waktu itu takan terulang kembali"

"Termasuk kejadian terpeleset di sawah kan?"

"Yang efeknya celana kau jadi bermotif lumpur sawah maksudnya?"

"Bener banget!"

"Bismillah saja"

"Siap lah"

(((Berangkat... )))

Bersambung...

Sumber https://holidincom.blogspot.com/

Related Posts

Matikan AdBlock

Agar blog Ini tetap berjalan, matikan AdBlock atau masukkan blog ini ke dalam whitelist.
Terima kasih.