Lalu seperti apa tekniknya dan ada berapa macam teknik pengumpulan data ? kita akan membahasnya secara mendalam diartikel ini.
Seperti yang kita bahas sebelumnya, metode penelitian kualitatif itu ada beberapa macam yang masing-masing memiliki perbedaan. Sehingga untuk mengumpulkan datanya juga ada beberapa teknik.
1. Teknik Studi literatur
Teknik pertama adalah studi literatur atau studi dokumen, seperti namanya teknik ini berfokus pada sumber tertulis seperti literatur, dokumen atau peninggalan apapun yang terkait obyek penelitian.
Meskipun demikian, seperti yang dikemukakan sejarawan dari University College London, G.J Renier. Dokumentasi ini memiliki 3 arti,
- Dalam arti luas dokumentasi bisa diartikan semua sumber baik tertulis maupun lisan.
- Dalam arti sempit, dokumentasi diartikan sumber tertulis saja.
- Dalam arti khusus, dokumentasi meliputi surat-surat resmi dan surat negara seperti surat perjanjian, undang undang konsesi dan ghibah.
Sehingga bisa disimpulkan, studi literatur adalah aktifitas untuk mempelajari beberapa dokumen baik yang tertulis, audio video maupun karya monumental untuk memperoleh data penelitian.
Dalam sebuah penelitian, studi literatur bisa dijadikan pelengkap dari observasi dan wawancara, bahkan seperti yang dikemukakan sugiyono bahwa kredibilitas hasil penelitian akan semakin tinggi apabila melibatkan studi literatur.
2. Teknik Wawancara Mendalam
img by themuse.com
Wawancara adalah teknik mendapatkan informasi dari narasumber dengan metode bertanya langsung. Pada penelitian kualitatif, metode yang digunakan adalah teknik wawancara mendalam (in-depth interview).
- Wawancara mendalam digunakan untuk memperoleh keterangan secara detail dan spesifik dari narasumber yang terlibat langsung dengan apa yang sedang diteliti. Teknik wawancara sendiri dibagi menjadi tiga jenis,
- Wawancara terstruktur, yakni sebuah wawancara dimana peneliti atau pewawancara sudah mempersiapkan daftar pertanyaan.
- Wawancara bebas, merupakan wawancara dimana pewawancara bebas menanyakan apapun tanpa mempersiapkan daftar pertanyaan.
- Wawancara semi-terstruktur, hampir sama dengan wawancara terstruktur dimana pewawancara menyiapkan daftar pertanyaan namun tiap poin pertanyaan pewawancara bebas menggali lebih dalam dengan mengajukan pertanyaan yang tidak ada pada daftar.
Dalam melakukan wawancara, peneliti tidak hanya fokus pada jawaban responden tapi juga memperhatikan aspek psikis responden seperti intonasi, kecepatan berbicara, tatapan mata dan kepekaan non verbal.
3. Teknik Observasi
Secara sederhana, observasi adalah teknik pengumpulan data dengan memperhatikan secara langsung situasi obyek penelitian. Observasi biasanya dilakukan diawal penelitian untuk menggambarkan secara langsung situasi/kondisi apa yang diteliti untuk menentukan langkah berikutnya.
Hasil dari observasi berupa ruang/tempat, waktu, pelaku, obyek, kegiatan, perilaku, dan rasa. Salah satu manfaat observasi adalah peneliti akan mengetahui gambaran umum dari penelitian yang sedang dijalani. Sehingga mudah untuk menentukan langkah berikutnya.
Observasi sendiri memiliki 2 jenis ;
- Observasi partisipatif, yakni aktifitas untuk mengamati dimana peneliti/pengamat melebur atau membaur dengan kelompok masyarakat yang diamati. Pada observasi ini, peneliti tidak hanya melihat tapi juga bisa merasakan.
- Observasi non-partisipatif, yakni aktifitas untuk mengamati dimana peneliti/pengamat tidak membaur dengan kelompok yang diteliti. Dalam observasi ini, peneliti akan menciptakan jarak dan hanya melakukan tugasnya untuk mengamati apa yang dilihat. sehingga peneliti tidak merasakan aspek psikis/emosional, namun dalam segi objektifitas ini bisa lebih baik.
Lebih mendalam : Metode Observasi, Pengertian, Jenis, Tahapan dan Contohnya
4. Teknik Focus Group Discussion
Focus group discussion(FGD) adalah sebuah kelompok diskusi yang terfokus untuk memetakan masalah-masalah yang dihadapi kelompok tersebut. Format teknik ini, peneliti akan mengajak suatu kelompok (biasanya terdiri dari 4 - 5 orang) untuk berdiskusi.
Hasil dari diskusi tersebut, peneliti bisa lebih memahami letak permasalahan sebenarnya. Sehingga akan sangat membantu untuk penentuan langkah berikutnya.
Teknik ini memang mirip dengan wawancara, tapi yang membedakannya FGD memiliki suasana lebih santai mirip ngobrol dengan teman bahkan kadang ditemani camilan. Dalam melakukan FGD, peneliti hanya akan memahami sambil ikut berdiskusi tidak untuk menjadi moderator.
Karena apabila interaksi antara informan A dengan lainnya diatur oleh peneliti maka grup ini tidak lagi FGD melainkan Focus Group Interview( FGI). FGD adalah diskusi yang interaksinya berjalan secara natural antar orang dalam kelompok tersebut.
5. Teknik Angket/kuisioner
Teknik kuisioner pada dasarnya sama seperti wawancara mendalam terstruktur, namun pada kusinioner peneliti tidak harus bertatap muka secara langsung. Sebagai gantinya, peneliti akan menuliskan daftar pertanyaan dalam sebuah kertas lalu dibagikan ke responden.
Karena tidak terjadi tatap muka, maka ada hal yang harus diperhatikan demi kesuksesan pengumpulan data ini. Seperti, petunjuk pengisian harus jelas, pemilihan kata pada tiap pertanyaan harus dipahami oleh umum, kolom jawaban harus disesuaikan dengan pertanyaan.
Salah satu kelebihan teknik ini, bisa menyingkat waktu apalagi kalau ada lebih dari satu responden. Tapi kelemahannya, peneliti tidak bisa menggali lebih dalam diluar pertanyaan yang dituliskan. Sehingga tidak dianjurkan untuk pengambilan informasi yang memerlukan pemahaman mendalam. Sumber https://www.autoexpose.org/