Pantangan Minum Obat - Brosense Pantangan Minum Obat | Brosense

Pantangan Minum Obat


Sudah seharusnya ketika kita sakit harus minum obat sesuai resep Dokter. Namun dikala kita minum obat sebaiknya patuhi hukum takaran dan waktu pemakaian obat tersebut biar obat bekerja maksimal dalam mengatasi penyakit yang sedang diderita. Mungkin ada baiknya kita menanyakan pada Dokter perihal pantangan kuliner dan minuman apa saja yang harus dihindari biar penyakit yang kita derita tidak menjadi semakin parah. Terlebih dikala kita sedang meminum obat yang telah diresepkan tersebut, biar obat bisa bereaksi sesuai harapan.

Obat-obatan mempunyai bermacam-macam materi dasar dan imbas samping yang bisa berubah, tergantung dari zat yang dikonsumsi berikutnya. Makara ada baiknya Anda mengetahui zat-zat yang bisa memicu imbas samping dari zat yang terkandung dalam obat yang Anda minum.

Ketika minum obat ternyata ada beberapa minuman yang dihentikan untuk di minum dan kalau di minum bersamaan dengan obat maka akan menjadikan imbas samping yang sangat berbahaya bagi kesehatan kau nah kau ingin tahu minuman apa aja yang dihentikan untuk di minum ketika kau minum obat simak 5 Minuman Yang dihentikan Ketika Minum Obat berikut ini.



1. Minuman Berkafein

Memang ada beberapa obat yang mengandung kafein sebagai salah satu komposisinya, namun pada beberapa obat lainnya, kafein ini justru tidak dianjurkan, terutama pada jenis Stimulan. Hal ini lantaran Kafein sanggup menjadikan ancaman kesehatan yang serius apabila diminum dengan Stimulan ibarat Efedrin (penekan nafsu makan), obat Asma dan Amfetamin.

Efeknya bisa berbeda-beda, dari mulai peningkatan atau penurunan efektivitas obat, Palpitasi, Tremor, berkeringat atau halusinasi, hingga meningkatnya imbas samping obat tersebut. Sebagai teladan dikala seseorang minum Kopi bersamaan dengan minum obat Antibiotik tertentu misal Enoxacin, Ciprofloxacin, Norfloksasin, maka risiko over takaran bisa meningkat.

Namun jangan salah, zat kafein ini tidak hanya terdapat pada Kopi saja, melainkan juga banyak terkandung pada Teh (khususnya Teh Hijau), Coklat, Softdrinks (minuman bersoda), hingga minuman berenergi penambah stamina.

Sekedar pelengkap informasi, Teh Hijau selain mengandung Kafein, juga mengandung vitamin K, yang juga harus dihindari apabila Anda minum obat. Vitamin K pada Teh Hijau sanggup mengurangi efektivitas dari obat-obatan ibarat Kumarin atau Warfarin yang mencegah pembekuan darah.
Sedangkan pada Coklat, selain mengandung Kafein juga mempunyai stimulan yang disebut 
Theobromine. Kombinasi bermacam-macam stimulan bisa mengarah pada sikap yang tidak menentu. 

Karena itu, waspadai apabila setelah menelan Ritalin, Anda menjadi lebih cemas, lebih cepat marah, atau lebih menggebu-gebu. Dan biasanya, semakin hitam cokelat, semakin tinggi juga kadar Kafein dan Theobromine-nya, sehingga anda perlu lebih berhati-hati.

Untuk itu biar lebih aman, hindarilah minuman berkafein sebutkan diatas setidaknya 2-3 jam sebelum maupun setelah minum obat.

Kafein sanggup menjadikan ancaman kesehatan yang serius kalau diminum dengan stimulan. Hindari meminum secangkir kopi dikala sedang mengonsumsi efedrin (penekan nafsu makan), obat asma dan amfetamin. Beri jarak 2-3 jam setelah minum obat, gres minum kopi. Minuman isotonik Kalium dalam minuman ini sanggup berbahaya bila digabungkan dengan obat untuk penyakit gagal jantung atau obat-obatan hipertensi. Hindari pisang juga, lantaran pisang juga sangat kaya akan kalium.

Banyak orang mengetahui kalau kafein biasa terdapat dalam kopi atau minuman berenergi. Padahal tidak hanya disitu, zat kafein juga banyak ditemukan dalam kandungan teh, khususnya teh hijau. Makanya biar tidak salah , hindarilah minum kopi atau teh ketika meminum obat. Menurut pakar kesihatan, kafein berbahaya kalau diminum dengan obat yang mengandung stimulah. Biasakan untuk tidak meminum minuman berkafein dikala memakn pil penekan nafsu makan atau diet, obat asma atau amfetamin. Jika Anda seorang penggila kafein, tunggu 2 hingga 3 jam setelah meminum obat.

Interaksi obat dengan kuliner tertentu yang Anda makan sanggup mensugesti fungsi obat yang Anda minum sehingga obat tidak bekerja sebagaimana mestinya.
Interaksi ini sanggup menimbulkan imbas yang berbeda-beda, dari mulai peningkatan atau penurunan efektivitas obat hingga imbas samping.

Jenis kuliner atau minuman tertentu juga sanggup menunda, mengurangi atau meningkatkan absorpsi obat.

Itulah sebabnya mengapa beberapa obat harus diminum pada waktu perut kosong (1 jam sebelum makan atau 2 jam setelah makan) dan beberapa obat lain sebaiknya diambil bersamaan dengan makanan.

Sebagai contoh, kafein –seperti yang terkandung di kopi—dapat meningkatkan risiko overdosis antibiotik tertentu (enoxacin, ciprofloxacin, norfloksasin).
Maka, untuk menghindari keluhan palpitasi, tremor, berkeringat atau halusinasi, yang terbaik adalah, menghindari minum kopi, teh atau soda pada masa pengobatan.




2. Semua Jenis Susu

Jangan minum obat dengan susu’ kata-kata itu seringkali didengar atau diucapkan oleh masyarakat ketika ingin mengonsumsi obat oral. Kenapa susu tidak boleh dicampur dengan obat? Obat atau antibiotik yang dikonsumsi secara oral bisa menjadi efektif bagi seseorang kalau dikonsumsi dan diserap dengan baik oleh tubuh. Obat oral harus diserap dari terusan pencernaan hingga bisa masuk ke dalam fatwa darah kemudian dikirim ke tempat yang sakit atau mengalami jerawat untuk pengobatan.

Hampir semua orang suka minum susu, tapi walau diklaim menyehatkan. Jangan pernah coba-coba meminum obat memakai air susu. Kandungan zat di dalam susu akan mengurangi daya serap antibiotik dalam badan sekaligus menghambat absorpsi beberapa komponen tertentu dalam obat. Tidak hanya itu, kandungan kalsium pada susu juga sanggup mengganggu efektif obat. Makara dikala mengkonsumsi obat, biasakanlah untuk menghindari konsumsi susu, setidaknya hingga 4 jam kedepan.

Terdapat banyak sekali faktor yang mensugesti kemampuan badan untuk menyerap obat dengan baik, termasuk keasaman relatif di perut, ada atau tidaknya nutrisi lemak atau nutrisi lainnya, serta apakah ada unsur-unsur tertentu di dalam badan ibarat kalsium.

Beberapa obat ibarat keluarga antibiotik yang mengandung tetrasiklik akan bereaksi dengan susu. Kalsium yang terdapat dalam susu akan mengikat obat atau antibiotik sehingga mencegah absorpsi obat tersebut di dalam tubuh.

Selain itu ada obat yang baik dikonsumsi setelah makan ataupun sehabis makan, hal ini disebabkan kuliner yang dikonsumsi tersebut bisa mensugesti absorpsi obat. Karenanya menjadi hal yang sangat penting untuk mengikuti petunjuk penggunaan yang tertera pada botol atau bungkus obat, serta masyarakat sebaiknya selalu menanyakan kriteria obat yang dikonsumsinya pada apoteker.



3. Jus Pomegranate (Delima), Jus Grapefruit dan Segala Jenis Jus Lainnya

Saat sedang sakit, buah dan obat menjadi salah satu asupan yang ampuh untuk mengembalikan kondisi tubuh. Ya, vitamin pada buah-buahan menciptakan badan lebih fit. Terutama obat, sanggup segera menyembuhkan penyakit. Namun sering kali orang yang sedang sakit minum obat bersamaan waktu dengan minum jus. Padahal, minum obat bersamaan dengan jus sanggup menghilangkan imbas khasiat obat yang diminum.

Kesimpulan ini didapat menurut penelitian dari Universitas Western Ontario, Kanada oleh Prof. David Bailey. Hasil penelitian ini menandakan bawa jus sanggup mengganggu ketahanan badan dalam menyerap sari obat. Penelitian ini dilakukan pada sejumlah orang yang diminta meminum obat dengan air putih dan jus buah.

Setelah diteliti, ternyata orang yang meminum obat dengan air putih bisa menyerap kandungan obat dengan penuh. Kemudian, orang yang meminum obat dengan jus hanya bisa menyerap sebagian kandungan obat. Menurutnya, jus buah yang sanggup mengurangi serapan obat ialah jus jeruk, jus apel, dan jus anggur. Sedangkan obat yang kurang terserap tanggapan jus tersebut ialah obat antikanker, darah tinggi, jantung, dan obat-obat antibiotik lainnya.

Agar obat menyerap penuh kedalam tubuh, hindarilah mengkonsumsi jus di waktu yang sama. Sayang kan, kalau kita meminum obat namun kurang berkhasiat. Akan lebih baik kalau diseling waktu antara minum jus dan minum obat. Bagaimana pendapat Anda?

Alasan tidak boleh meminum obat dengan Jus pomegranate (Delima)
Menurut pakar jus delima tidak boleh dipakai untuk meminum obat. Zat yang terdapat dalam jus tersebut sanggup memperlambat kecepatan hati untuk memecah pengencer darah dan menimbulkan berkurangnya efeks obat. Tidak hanya itu, para pakar juga menemukan bahwa enzim di dalam jus delima sanggup memecah resep obat.

Alasan tidak boleh meminum obat dengan Jus Grapefruit
Grapefruit bukanlah anggur. Namun, buah ini juga tidak sanggup disamakan dengan jeruk Bali. Sejatinya jus grapefruit punya karakteristik dan manfaat hebat untuk tubuh. Tapi akan menjadi hal berbeza kalau Anda mengonsumsinya untuk minum obat. University of Western Ontario menemukan bahawa meminum jus grapefruit sanggup mengganggu kinerja lebih dari 50 obat. Jus ini boleh meningkatkan absorpsi obat-obatan tertentu serta sanggup mengubah takaran obat yang diminum dari dosi normal menjadi takaran berlebihan. Maka dari itu, hindarilah minuman ini kalau Anda tidak ingin mengalami over dosis.





4. Minuman Isotonik

Sekarang banyak beredar minuman isotonik dengan banyak sekali brand yang mengandung ion atau elektrolit yang dipercaya sanggup mengganti cairan dalam badan yang hilang dengan cepat. Sehingga apabila Anda merasa haus dan lelah setelah beraktivitas atau berolahraga, dengan minum minuman isotonik maka stamina akan segera pulih kembali.

Memang minuman isotonik berbeda dengan softdrinks yang pada umunya berkarbonasi (bergas / bersoda), sehingga ada orang yang menganggap boleh atau tidak apa-apa ketika minum obat dengan minuman isotonik tersebut.

Namun jangan salah. Walaupun minuman isotonik tidak bergas (bersoda), tetapi minuman isotonik kaya akan kalium. Sehingga perlu dihindari bagi Anda yang mengkonsumsi ACE inhibitor (obat untuk Hipertensi dan gagal jantung) lantaran reaksi kalium dengan obat ini sanggup memperburuk kondisi jantung.

Selain itu minuman ini juga terasa sedikit asam, dan sebaiknya minuman atau kuliner yang mempunyai rasa asam sebaiknya dihindari dikala minum obat lantaran sanggup menimbulkan iritasi pada lambung.

Kalium juga terdapat pada buah Pisang, Alpukat, Kurma, Kentang, Kacang-kacangan, Bayam.
Saat kita merasa lelah dan haus selesai beraktivitas, tentunya kita ingin meneguk minuman yang segar dan rnampu mengembalikan stamina badan dengan cepat. Maka minuman isotonic, pun menjadi salah satu pilihan. Disamping rasanya yang bervariasi, minuman isotonic juga mengandung ion, yang dipercaya sanggup cepat menggantikan cairan badan yang hilang. Saat ini, banyak minuman isotonik di pasaran bebas dengan banyak sekali merek dan sanggup dibeli dengan harga yang cukup terjangkau.

Hindari minum obat untuk gagal jantung dan obat-obatan hipertensi dengan minuman isotonik lantaran minuman ini mengandung kalium. Selain itu, kalium yang tinggi juga terdapat pada buah pisang. Kalium berguna bagi penderita hipertensi, tetapi apabila asupan kalium malah berlebihan boleh membahayakan si penderita.



5. Minuman Bersoda

Orang renta saya pernah bilang katanya kalau ingin atau setelah minum obat tidak boleh minum minuman bersoda, contohnya pepsi, coca cola, dll . lantaran berbahaya dan bisa menimbulkan keracunan, kematian, dll.

Soda memang bukan minuman yang baik untuk kesehatan lantaran bisa menimbulkan kegemukan, osteoporosis bahkan mengurangi jumlah sperma. Tapi benarkah minum obat dengan soda sanggup menimbulkan janjkematian mendadak?

“saya kira harusnya minum obat pakai soda bukan penyebab janjkematian mendadak. Harus dicari dulu cod (cause of death), dipelajari orang tersebut pernah sakit apa,” terang dr. Tunggul d situmorang, sppd,kgh, hebat ginjal dan eksekutif rs pgi cikini.
Menurut dr. Tunggul, meminum obat dengan memakai soda bukanlah suatu penyebab terjadinya janjkematian mendadak, lantaran hal-hal yang bisa memicu janjkematian mendadak antara lain: Serangan jantung, stroke,emboli (pembentukan gelembung udara atau masuknya benda abnormal di fatwa darah yang menimbulkan fatwa darah tersumbat) gagal napas “memang ada reaksinya, tapi nggak ada ceritanya ibarat itu (minum obat dengan soda) bikin mati,” tegas dr tunggul yang juga menjabat sebagai eksekutif mrccc siloam hospital semanggi.

Tapi meski tidak menimbulkan janjkematian mendadak, minum obat memang tidak dianjurkan dengan memakai soda atau minuman lain ibarat susu, kopi, teh dan jus. Dokter biasanya akan menganjurkan pasien untuk minum obat dengan air putih lantaran air putih bebas dari kandungan materi kimia sehingga tidak menjadikan kontraksi.

Obat atau antibiotik yang dikonsumsi secara oral bisa menjadi efektif bagi seseorang kalau dikonsumsi dan diserap dengan baik oleh tubuh. Obat oral harus diserap dari terusan pencernaan hingga bisa masuk ke dalam fatwa darah kemudian dikirim ke tempat yang sakit atau mengalami jerawat untuk pengobatan.

Terdapat banyak sekali faktor yang mensugesti kemampuan badan untuk menyerap obat dengan baik, termasuk keasaman relatif di perut, ada atau tidaknya nutrisi lemak atau nutrisi lainnya, serta apakah ada unsur-unsur tertentu di dalam badan ibarat kalsium.

Minum obat sebaiknya juga tidak memakai susu, lantaran beberapa obat ibarat keluarga antibiotik yang mengandung tetrasiklik akan bereaksi dengan susu. Kalsium yang terdapat dalam susu akan mengikat obat atau antibiotik sehingga mencegah absorpsi obat tersebut di dalam tubuh.
Minuman lainnya ibarat kopi, teh atau jus umumnya mengandung banyak sekali senyawa ibarat kafein yang kemungkinan bisa bereaksi dengan obat yang dikonsumsi sehingga mensugesti penyerapannya.

Untuk itu masyarakat selalu disarankan mengonsumsi obat dengan memakai air putih yang diketahui tidak mempunyai kandungan apapun, sehingga tidak mensugesti absorpsi obat. Selain itu air putih bisa membantu melarutkan obat yang dikonsumsi di dalam lambung sehingga proses penyerapannya menjadi lebih baik dan lebih mudah.

Selain itu, sebaiknya orang juga mengurangi atau sama sekali tidak minum soda. Tak ada manfaat kesehatan yang sanggup diperoleh dari soft drink atau minuman bersoda. Yang anda dapatkan hanyalah banyak kalori yang tidak berguna. Minuman bersoda juga membawa dampak jelek bagi kesehatan.




5. Minuman Beralkohol

Hindari Alkohol dikala Anda minum obat, mungkin itu tawaran yang sering Anda dengar ketika Anda akan meminum obat-obatan tertentu. Alkohol banyak terkandung pada minuman keras ibarat bir, Anggur (wine), wiski, vodka, sampanye dan banyak sekali jenis minuman fermentasi lainnya. Alkohol juga bisa ditemukan pada kuliner hasil fermentasi ibarat Tape Singkong atau Tape Ketan yang juga dikenal memililki kandungan Alkohol didalamnya, begitu pula dengan buah Durian atau fermentasi dari buah Durian ibarat tempoyak yang juga mempunyai kandungan Alkohol.

Alkohol sanggup menjadikan imbas samping Ganggguan Mental Organik (GMO), apabila dikonsumsi secara berlebihan, diantaranya gangguan dalam fungsi berpikir, merasakan, dan berprilaku. Timbulnya GMO ini disebabkan reaksi pribadi Alkohol pada sel-sel saraf pusat. Alkohol juga akan mensugesti organ penting lainnya dalam tubuh, yaitu salah satunya ialah Hati. Selain itu sifat adiktif pada Alkohol, biasanya akan menciptakan orang yang mengkomsumsinya lama-kelamaan tanpa sadar akan menambah takaran atau takaran hingga pada takaran keracunan atau mabuk. Dan juga sanggup menimbulkan kecanduan.

Dengan reaksi yang ditimbulkan Alkohol tersebut, bukan mustahil Alkohol juga sanggup bereaksi keras apalagi diikuti penggunaan obat-obatan tertentu. Untuk itu hindari mengkonsumsi Alkohol dikala Anda mengkonsumsi banyak sekali obat, termasuk obat pengencer darah ibarat Warfarin, Antibiotik, Antidepresan, obat diabetes, Antipsikotik ibarat Thorazine dan obat Antikejang.

Dampak yang dihasilkan memang berbeda-beda tergantung pada obat yang dikonsumsi, Namun tanda-tanda yang mungkin timbul ialah sakit kepala, Hipertensi, detak jantung berdetak cepat, over takaran hingga ancaman stroke.

Satu gelas minuman beralkohol semisal Wine yang dikonsumsi bersamaan dengan meminum obat diklaim sanggup menyebakan hipertensi, jantung berdetak cepat, sakit kepala hingga serangan stroke. Nah, kalau Anda masih sayang dengan nyawa Anda, jangan pernah sekalipun mencampurkan minuman ini dengan konsumsi obat.

Meski tidak semua jenis minuman berbahaya kalau diminum bersamaan dengan obat, namun minuman yang paling baik dan dianjurkan ialah air mineral. Lagipula Anda tentu tidak ingin obat yang dibeli mahal itu tidak berguna bukan?




Makanan yang mengandung vitamin K (Sayuran berwarna hijau gelap)

Vitamin K banyak terkandung dalam sayuran berwarna hijau gelap (Bayam, Swiss Chard), Buncis, Kembang Kol, Brokoli, Kubis, Peterseli , Ketumbar, Kedelai, Kacang Polong, Keju Cheddar, dan Teh Hijau.

Vitamin K dikenal sanggup mengganggu tindakan obat pengencer darah (Warfarin). Obat pengencer darah mencegah penggumpalan dan vitamin K meningkatkan pembekuan darah, yang bertolak belakang dari imbas obat tersebut.

Sehingga apabila Anda mengkonsumsi kuliner dengan vitamin K dikala minum obat Anticoagulant atau pengencer darah ini, maka semua akan menjadi sia-sia.
Selain beberapa sayuran yang telah Luvizhea.com sebutkan diatas, sebaiknya Anda juga menghindari Kol atau Kubis. Hal ini lantaran Kol atau Kubis selain mengandung vitamin K (30 mg/porsi) juga tinggi Asam Glucuronik yang sanggup menimbulkan obat jenis Acetaminophen akan cepat dikeluarkan dari dalam tubuh, atau dengan kata lain zat ini sanggup menonaktifkan imbas dari obat tersebut.




Makanan tinggi serat (Biji-bijian dan Kacang-kacangan)

Serat merupakan komponen penting dalam kuliner sehari-hari dan bermanfaat bagi kesehatan. Efek serat bagi kesehatan antara lain membantu menurunkan kadar gula darah dan kadar kolesterol darah. Sehingga sanggup membantu menurunkan risiko penyakit Jantung Koroner, Sindroma Metabolik, dan Obesitas. Serat juga sanggup menciptakan Anda kenyang lebih usang dan mencegah makan terlalu banyak. Makanan dengan kandungan serat yang tinggi tinggal di lambung lebih usang dan menyerap air lebih banyak sehingga menciptakan Anda selalu merasa kenyang.

Namun kuliner tersebut bukan pilihan terbaik ketika Anda sedang mengkonsumsi ibarat obat Antibiotik, Digoxim (obat untuk mengatur detak jantung yang tidak teratur), Metformin (obat Diabetes), Statin (obat penurun kolesterol dalam darah) lantaran juga sanggup memperlambat tingkat absorpsi obat.

Makanan tinggi serat contohnya ialah biji-bijian (Gandum, jagung, beras merah) dan kacang-
kacangan (Almond, Edamame, Kacang Hitam).




Makanan yang mengandung Tyramine (Keju, Daging olahan)

Apabila Anda minum obat Antidepresan golongan Monoamin Oksidase Moclobemide, atau obat flu yang mengandung Pseudoephedrine bersamaan dengan mengkonsumsi kuliner yang mengandung Tyramine, maka sanggup berakibat meningkatnya tekanan darah yang berbahaya terutama bagi penderita Hipertensi.

Zat tyramine ini bisa ditemukan secara alami dalam makanan. Tyramine ialah zat yang diproduksi oleh protein ketika kuliner mulai dibiarkan lama. Semakin usang umur makanan, maka semakin banyak juga Tyramine yang diproduksi. Beberapa kuliner yang mengandung Tyramine ialah Keju ibarat yang telah Luvizhea.com jelaskan pada poin pertama tadi (susu dan produk olahanya).

Selain itu, beberapa daging olahan juga banyak mengandung Tyramine, ibarat Hot Dog, Sosis, Bacon, Ham, dan lainnya. Bukan hanya daging olahan itu saja, daging panggang atau sate juga harus dihindari teruma bagi Anda yang menderita penyakit Asma. Karena kandungan karbon pada daging panggang bisa membentuk senyawa yang mencegah obat Asma dengan Teofilinn bekerja secara optimal. Selain itu karbon ini juga bisa memicu serangan Asma meskipun sudah mengkonsumsi obat.
Beberapa makananan dengan kandungan Tyramine lainnya ialah Produk Kedelai (Tahu, Tempe) dan Buah-buahan (Buah kering, Acar, Pisang, Alpukat). Sekedar pelengkap informasi, pada buah-buahan kadar Tyramine akan semakin tinggi ketika buah terlambat dipanen.


SPN



Related Posts