Mohon perhatian! Jika pemirsa berharap artikel ini ialah wacana resep sederhana cara menciptakan tempe mendoan renyah, pedas, dan tahan usang untuk jualan, sebaiknya segera ambil air wudhu, kemudian urungkan niat untuk membacanya hingga tuntas. Terima kasih!
Saat waktu di jam tangan G-Shock original anti air sudah pertanda pukul 12 siang, maka dapat dipastikan bahwa nasib gorengan tempe di kantin ataupun di warung-warung kecil terdekat akan sama halnya dengan tanda baca yang ada di dalam smartphone. Ada, tapi tak dianggap.
Fenomena ibarat itu seringkali terjadi alasannya kita semua tahu kalau pada umumnya, kondisi gorengan tempe menjelang siang hari itu kegaringannya perlahan kian memudar dan nampak layu.
Tentu saja, kalau hal tersebut dipandang sebelah mata, maka secara tidak sadar kita akan menjadi produsen limbah gorengan terbesar se Asia Tenggara.
Oleh alasannya itu, untuk mengurangi jumlah kerugian dagangan serta meminimalisir limbah gorengan tempe di Negara Kesatuan Republik Indonesia,
sebaiknya setiap kantin dan warung-warung kecil penjual gorengan tempe memasang goresan pena "Tempe Mendoan" di area gorengan tempe ketika adzan dzuhur sudah berkumandang.
Mungkin dari sebagian pemirsa akan ada yang bertanya ibarat ini: Kenapa yang dipasang harus goresan pena tempe mendoan? Di samping mengingat tempe mendoan ialah gorengan tempe yang sedang digandrungi pada zaman sekarang, tempe mendoan juga gak ada bedanya dengan gorengan tempe di kantin/warung pada ketika jam 12 siang.
Jadi, hingga sini saya ingin menghimbau kepada pemirsa semua di manapun berada, "Say No To Ngantri di tukang tempe mendoan!" Udah, beli gorengan tempe di kantin sisa tadi pagi aja, sama saja kan?
Memasang goresan pena tempe mendoan di zona gorengan tempe yang sudah tiis, biye, layu, dan gaaleun, tentu saja bukan satu-satunya solusi untuk mengurangi limbah gorengan tempe di negara kita.
Ada 1 hal lagi yang harus dilakukan biar supaya gorengan tempe di kantin yang sudah layu tidak dipandang sebelah mata dan tetap dijunjung tinggi oleh para gorengan tempe lover, yakni menciptakan sambal kecap pedas sebagai pengalih konsentrasi pembeli maupun pelanggan.
Karena, sebagaimana yang sudah dipatenkan dalam kata-kata bijak dari banyak sekali penjuru dunia, kalau para gorengan addict itu melihat sambalnya, bukan gorengannya!
Demikianlah, corat-coret untuk hari ini, dan mohon maaf sebesar-besarnya apabila ada goresan pena yang kurang berkenan di hati pemirsa semua. Akhir kata, saya ucapkan terima kasih sudah menyempatkan waktunya buat mampir ke holidincom.
Berikutnya: Filosofi Nasi Goreng, Sudah Tahu belum? Sumber https://holidincom.blogspot.com/