Sebagai seorang pelajar seringkali kita terjebak di dalam 2 kondisi, ialah mengejar nilai atau ilmu. Tidak banyak siswa yang sadar akan pentingnya ilmu bagi kehidupan mereka di masa yang akan datang. Kecuali nanti ketika masa mencar ilmu di sekolah sudah berakhir.Jauh sebelum masa sekarang, Rasulullah SAW sudah mengajarkan betapa pentingnya ilmu bagi kehidupan di dunia maupun di akhirat. Hakikatnya tiba ke sekolah bukanlah untuk mengejar nilai, ketika jam pelajaran ikut mencar ilmu dan ketika ujian ikut ujian sehingga nilai hasil usaha selama satu semester di dapatkan ketika pembagian raport.
Bagaimana bila di kehidupan nyata? Ternyata nilai hanyalah sekedar angka yang tidak berarti tanpa pembuktian. Seperti uang 100 ribu yang tidak dianggap sebagai uang seandainya tidak dicetak pada selembar kertas dengan gambar Ir.Sukarno dan diberi tanda tangan Gubernur Bank Indonesia.
Ketika fokus seorang siswa hanyalah pada nilai maka beliau akan melaksanakan banyak sekali cara untuk mendapat nilai yang baik semoga diberi penghargaan maaf termasuk melaksanakan hal tidak layak pada ketika ujian (mencontek). Kita tidak butuh ranking di dalam kehidupan nyata, tetapi pembuktian atas ilmu yang kita tuntut.
Sebuah pertanyaan untuk direnungkan:
1. Apakah kita sudah berniat untuk menuntut ilmu?
2. Apakah kita menghargai orang yang membiayai kita?
3. Apakah ilmu yang kita dapatkan sudah cukup ?
4. Apakah kita termasuk orang yang membuang waktu?
5. Apakah kita menggabungkan nilai Islam dalam menuntut ilmu?
Sebuah kata-kata bijak mengatakan: "Masa kemudian tidak memilih masa depan, alasannya masa depan ditentukan oleh masa sekarang." Makara tidak ada kata terlambat untuk mencar ilmu dan mencar ilmu serta memperbaiki niat, alasannya menuntut ilmu tidak ada batasannya walaupun sudah menjadi tua.
Sumber http://code-m2.blogspot.com/