Baterai atau aki merupakan salah satu komponen utama yang dipakai sebagai sumber listrik pada sebuah sistem kelistrikan di kendaraan.
Di kendaraan terdapat banyak sistem kelistrikan, diantaranya kelistrikan body (meliputi lampu kepala, lampu kota, washer, wiper, klakson dan lain-lain), starter dan pengapian.
Diantara sistem kelistrikan tersebut yang paling besar membutuhkan arus listrik yaitu pada sistem kelistrikan starter.
Sistem starter disamping membutuhkan arus listrik yang paling besar juga merupakan sistem kelistrikan yang murni sumber listriknya berasal dari baterai lantaran sistem kelistrikan starter selalu bekerja sebelum mesin hidup.
Berbeda dengan sistem kelistrikan lainnya, apabila mesin telah hidup maka suplai kelistrikan sudah disuplai oleh sistem pengisian.
Oleh lantaran itu kodisi baterai harus selalu dijaga kondisinya semoga tetap optimal
Di dalam baterai terdapat tiga istilah yang sering dipakai untuk memperlihatkan kapasitas dari baterai itu sendiri yaitu CCA (Cold Cranking Ampere), RC (Reserve Capasity) dan AH (Ampere Hour).
Di kendaraan terdapat banyak sistem kelistrikan, diantaranya kelistrikan body (meliputi lampu kepala, lampu kota, washer, wiper, klakson dan lain-lain), starter dan pengapian.
Diantara sistem kelistrikan tersebut yang paling besar membutuhkan arus listrik yaitu pada sistem kelistrikan starter.
Sistem starter disamping membutuhkan arus listrik yang paling besar juga merupakan sistem kelistrikan yang murni sumber listriknya berasal dari baterai lantaran sistem kelistrikan starter selalu bekerja sebelum mesin hidup.
Berbeda dengan sistem kelistrikan lainnya, apabila mesin telah hidup maka suplai kelistrikan sudah disuplai oleh sistem pengisian.
Oleh lantaran itu kodisi baterai harus selalu dijaga kondisinya semoga tetap optimal
Di dalam baterai terdapat tiga istilah yang sering dipakai untuk memperlihatkan kapasitas dari baterai itu sendiri yaitu CCA (Cold Cranking Ampere), RC (Reserve Capasity) dan AH (Ampere Hour).
a. CCA (Cold Cranking Ampere)
Pada baterai terdapat istilah CCA yang memperlihatkan kemampuan baterai ketika masih terisi penuh untuk mengeluarkan arus listrik (dalam satuan ampere) pada ketika kondisi hambar (-17,8 derajat Celcius) selama 30 detik.
Tegangan pada tiap-tiap sel baterai akan dipertahankan sebesar 1,2 volt atau lebih dan apabila pada baterai terdapat 6 buah sel maka tegangan keseleruhan minimum yang dipertahankan yaitu 7,2 volt.
Atau lebih mudahnya sanggup diterjemahkan sebagai kemampuan baterai ketika terisi penuh untuk mengeluarkan arus listrik yang dipakai untuk menstarter atau menghidupkan mesin dalam kondisi hambar selama 30 detik.
b. RC (Reserve Capacity)
Pada baterai juga terdapat istilah RC (Reserve Capacity) yang memperlihatkan kapasitas cadangan untuk mesuplai kebutuhan arus listrik ke sistem pengapian dan kelistrikan body apabila sistem pengisian tidak bekerja.
Reserve Capacity merupakan banyajnya waktu (dalam satuan menit) pada baterai ketika terisi penuh sanggup memperlihatkan arus listrik sebesar 25 Ampere pada suhu 27 derajat Celcius.
Tegangan tiap sel baterai dihentikan turun di bawah 1,75 volt atau apabila pada baterai tersebut mempunyai 6 sel maka tegangan minimumnya yaitu 10,5 volt.
c. AH (Ampere Hour) Capacity
Pada baterai juga terdapat istilah AH (Ampere Hour) Capacity yang memperlihatkan banyaknya arus listrik pada baterai yang diisi penuh untuk sanggup menyediakan arus selama 20 jam pada suhu 27 derajat Celcius tanpa adanya penurunan tegangan tiap sel di bawah 1,75 volt.
Sebagai contohnya, sebuah baterai secara terus-menerus mengalirkan arus sebesar 3 Ampere selama 20 jam maka baterai tersebut mempunyai 60 Ampere Hour.
Rumus untuk memilih berapa besar kapasitas baterai dalam AH sanggup ditentukan dengan rumus :
AH = I (arus listrik dalam satuan Ampere) x H (waktu dalam satuan jam)