Tapi yang menjadi pertanyaan, bagaimana batubara bisa terbentuk didalam tanah ? darimana asalnya dan bagaimana prosesnya ?
Kita akan membahasnya secara detail dan mudah dimengerti.
Proses Pembentukan Batu Bara
Batu bara adalah batuan sedimen yang memiliki sifat seperti minyak bumi yakni mudah terbakar karena mengandung hidrokarbon. Asal batubara itu sebenarnya sama seperti asal minyak bumi, yakni dari bahan organik seperti tanaman atau hewan.
Hanya saja ada perbedaan proses yang menyebabkan antara batubara dan minyak bumi memiliki perbedaan fisik.
Tahap awal, pembentukan batubara adalah ketika pohon-pohon dizaman purba mati. Setelah itu dalam kondisi tertetu terjadilah beberapa proses.
1. Tahap pembusukan
Material organik yang mati akan mengalami pembusukan oleh bakteri begitu juga saat pohon-pohon tumbang. Hasil dari pembusukan ini sebenarnya akan mengubah bentuk pohon menjadi struktur tanah.
Namun pada kondisi tertentu, pembusukan tidak akan menghancurkan seluruh fisik pohon. Contohnya saat pohon tersebut terendam didalam rawa/perairan yang memiliki kadar oksigen rendah.
Kondisi tersebut akan membuat pembusukan pohon terhambat, sehingga akan menyisakan meterial-material lunak yang akan mengendap didasar rawa.
2. Tahap pembentukan gambut
Material-material lunak tersebut akan menumpuk dan semakin menumpuk sehingga tumpukan sisa pembusukan pohon tersebut berubah menjadi gambut. Proses perubahan bahan organik seperti batang pohon menjadi gambut, hanya akan belangsung saat batang pohon tersebut berada pada lingkungan yang memiliki kadar oksigen rendah.
Sehingga dalam waktu tertentu, batang-batang pohon tersebut akan menjadi struktur tanah yang kaya akan kandungan bahan organik atau gambut. Jenis tanah ini sebenarnya sudah memiliki hidrokarbon dan bisa dijadikan bahan bakar.
Dalam proses pembentukan batu bara, gambut bahan baku dari terbentuknya batubara,
3. Tahap Coalification
Secara sederhana, coalification adalah tahap dimana gambut berubah baik secara fisik atau kimia menjadi material padat berwarna hitam atau biasa disebut batubara (coal). Namun, dari semua proses tahap inilah yang paling banyak memakan waktu.
Jadi prosesnya, gambut akan terendam oleh lapisan tanah. Lapisan tanah itu bisa menimbun gambut karena faktor geologis, entah karena tanah itu terbawa oleh aliran rawa atau akibat pelapukan tanah. Intinya, tanah yang menimbun gambut akan memberikan tekanan pada gambut tersebut.
Akibatnya, gambut akan semakin tertekan kebawah tanah dan temperatur gambut akan semakin meningkat.
Saat gambut tertekan, maka kadar air pada gambut akan dipaksa keluar sehingga struktur gambut lambat laun berubah menjadi padat.
Semakin lama rentang waktunya, lapisan tanah yang menimbun gambut akan semakin tebal. Sehingga semakin lama tekanan dan temperatur gambut akan semakin meningkat, saat proses ini berlangsung selama jutaan tahun gambut tersebut akan berubah wujud menjadi batuan padat berwarna hitam yang mengandung hidrokarbon atau batubara.
Batubara sendiri memiliki beberapa jenis ;
- Lignit, merupakan batubara lunak berwarna cokelat yang mengandung 35 -75 % air. Batubara ini merupakan bentuk pertama dari dari gambut saat proses coalification.
- Sub-bituminus, merupakan batubara berwarna cokelat kehitaman dengan kadar air masih banyak namun lebih rendah dari lignit. Batubara ini terbentuk akibat lignit yang semakin tertekan lapisan tanah diatasnya.
- Bituminus, merupakan batubara yang sudah memadat. Memiliki 68 -86 % karbon dan hanya 8 -10 % air. Jenis ini bisa ditambang untuk dijadikan bahan bakar.
- Antrasit, merupakan jenis batubara dengan kadar 86 - 98% karbon dan kurang dari 8% air. Antrasit ini merupakan jenis batubara dengan kualitas terbaik dan waktu pembentukannya sangat lama.
Dari keempat jenis batubara diatas, bisa kita simpulkan bahwa semakin dalam dan semakin lama batubara tertimbun, maka kualitasnya akan semakin baik. Itu dari faktor pembentukannya, tapi yang menentukan kualitas batubaranya bukan hanya itu.
Ada beberapa hal seperti material dasar, faktor geologi, lokasi pengendapan dan lainnya.
Formasi Pembentukan Batubara
Ternyata dari sumber materialnya, ada dua formasi pembentukan batubara yakni insitu, dan drift.
1. Formasi insitu
Merupakan formasi pembentukan batubara yang terjadi ditempat pohon-pohon itu tumbuh, biasanya diarea hutan basah atau didekat rawa. Pada formasi ini, pohon-pohon yang tumbang akan langsung tenggelam didasar rawa tanpa mengalami perpindahan.
Batubara yang terbentuk pada formasi ini biasanya lebih bersih dari bahan pengotor namun kuantitasnya biasanya sedikit.
2. Formasi drift
Formasi drift adalah batubara yang terbentuk pada suatu cekungan, dimana material dasarnya berupa pohon-pohon yang hanyut dari tempat lainnya. Jadi secara sederhana, pada formasi ini pohon/ranting yang tumbang akan hanyut ke daerah delta atau cekungan dimana semua material dari berbagai tempat tersebut akan terakumulasi untuk terjadi pembentukan humus.
Karena material dasarnya berasal dari pohon/ ranting yang hanyut, otomatis kuantitasya lebih banyak namun batubara yang didapat dari formasi ini juga memiliki banyak bahan pengotor.
Sumber https://www.autoexpose.org/