Resiko Kesehatan Seorang Pembohong - Brosense Resiko Kesehatan Seorang Pembohong | Brosense

Resiko Kesehatan Seorang Pembohong


Entah sudah berapa kali dalam hidup kita melaksanakan kebonhongan baik ucapan maupun perbuatan, dalam hidup kita semua niscaya benci jika dibohongi rasanya nyesek di dada, kecewa dan lain sebagainya dan agamapun kita dihentikan untuk berbohong. bahkan ada lhoo film yang memuat akhir berbohong hidungnya jadi panjang...yup film Pinokio.
Menjadi pembohong beresiko pada diri kita lantaran intinya berbohong membuatmu menghadapi kehancuran-kehancuran kecil dari otak hingga hati. Masih nggak baiklah jika berbohong itu nggak baik bagi kesehatan? Setelah baca artikel ini dijamin kau nggak akan kepingin berbohong, sekalipun hanya white lies, apalagi bohong untuk menutupi kebohongan lainnya.
Penelitian dari University of Notre Dame menyebutkan bahwa seseorang yang kerap berbohong lebih gampang sakit. Penelitian ini melibatkan 110 responden. Di mana separuh responden diminta berhenti atau mengurangi berkata bohong selama 10 minggu, sedangkan responden separuh lainnya tidak diberi isyarat khusus semoga tidak berbohong.

Responden rata-rata berusia 18—71 tahun perempuan dan pria. Selanjutnya, responden harus tiba ke laboratorium setiap ahad untuk mengisi kuesioner kesehatan dan menjalani tes polygraph yang bertujuan untuk mengetahui seberapa banyak kebohongan yang dilakukan selama seminggu. Hasil penelitian ini pun sangat mengejutkan.



Saat responden dalam kelompok tanpa bohong tidak menyampaikan kebohongan lebih dari tiga kali dalam seminggu, tanda-tanda sakit kepala, sakit tenggorokan, ketegangan, kecemasan dan duduk kasus lainnya berkurang dibandingkan responden kelompok yang tidak diminta berhenti berbohong.

"Hubungannya cukup jelas. Tidak berbohong berkaitan dengan kondisi kesehatan yang lebih baik bagi individu. Saya pikir itu cara yang menarik untuk melihatnya," ujar Anita Kelly selaku peneliti ibarat dilansir HealthDay.

Fakta lainnya ditemukan bahwa kelompok yang diminta mengurangi bohong, berisiko tiga hingga empat kali lebih sedikit mengalami gangguan kesehatan mental dan fisik dalam waktu seminggu dibandingkan kelompok yang tidak diminta tidak berbohong. Kelompok tanpa bohong juga mengaku hubungan pribadinya juga semakin membaik dan interaksi sosial semakin lancar.

Menariknya, beberapa responden berhasil menemukan cara cerdas untuk menghindari berkata bohong. Salah satunya dengan menyampaikan prestasi sebetulnya yang dicapai dalam keseharian tanpa harus membesar-besarkan pencapaiannya. Untuk mengalihkan perhatian penanya, sebagian responden menanggapi pertanyaan yang menyulitkan dengan pertanyaan lain.

Kemudian, beberapa responden juga berhenti membuat-buat alasan palsu atas keterlambatan atau kegagalannya ketika menuntaskan tugas. "Saya kira berbohong sanggup menjadikan banyak stres, mengakibatkan kecemasan dan bahkan depresi. Mengurangi kebohongan tidak hanya baik untuk hubungan, tapi juga baik untuk diri sendiri. Kebanyakan orang tahu efek jelek dari berbohong terhadap hubungan, tapi tidak mengenali sejauh mana kebohongannya itu sanggup mengakibatkan stres," kata Dr Bryan Bruno, psikiater di Lenox Hill Hospital di New York City.

Kelly menjelaskan, penelitiannya berbeda dari literatur ilmiah lainnya lantaran tidak berfokus pada cara mendeteksi kebohongan, namun menekankan pada efek kesehatan yang disebabkan dari berbohong.


Dari paparan penelitian  diatas berbohong ternyata beresiko bagi kesehatan kita, moga kita menjadi langsung yang jujur lantaran dengan bersikap jujur kita tidak merasa ibarat dikejar-kejar duduk kasus yang menciptakan hati menjadi was-was, siapapun niscaya suka dengan orang jujur, bahkan penjahatpun butuh partner yang jujur untuk membagi hasil kejahatannya, untuk menghindari atau berhenti dari kebiasaan berbohong, kau sanggup mulai dari berteman dengan orang-orang yang menghargai kebenaran dan kejujuran. Lalu kau sanggup tanyakan kepada diri sendiri, bagaimana rasanya jika kau tahu ada seseorang yang erat denganmu berbohong. Nggak yummy dan kau niscaya nggak mau 'kan dibohongin? Pasti butuh waktu untuk menghentikan kebiasaan ini. Ingat-ingat saja selalu bahwa kebenaran yang menyakitkan jauh lebih baik dibandingkan dengan kebohongan yang membuai semoga kita menjadi langsung yang jujur,

SPN

Related Posts