Ternyata minyak bumi adalah material hasil dari sebuah proses. Ini artinya, minyak bumi bukan material yang memang sudah ada sejak bumi diciptakan, melainkan tebentuk seiring waktu.
Lalu apa yang membentuk minyak bumi dan bagaimana prosesnya ?
A. Teori Pembentukan Minyak Bumi
Secara sederhana, minyak bumi terbentuk dari bahan-bahan organic yang terkubur didasar laut dalam waktu yang lama sehingga menghasilkan gas dan cairan yang mudah tebakar.
Ada tiga teori yang menjelaskan pembentukan minyak bumi.
1. Teori Biogenetic
Pada teori biogenetik dijelaskan bahwa minyak bumi dan gas alam tebentuk dari berbagai jasad organik seperti hewan dan tumbuhan yang mengendap didasar perairan atau lumpur.
Jadi dengan kata lain, bahan bakar fosil seperti minyak itu berasal dari sisa penguraian tumbuhan atau hewan yang mati selama jutaan tahun. Pada dasar laut, ini akan menghasilkan minyak dan gas sementara pada daratan akan menghasilkan batu bara.
Teori ini dikemukakan Macquir, seorang berkebangsaan Prancir pada tahun 1758.
2. Teori Anorganik
Teori yang dikemukakan Barthelot (1866) dan Mendeleyev (1877) menyebutkan bahwa minyak bumi terbentuk dari unsur-unsur kimia yang terkandung dalam tanah dan dipengaruhi suhu dan tekanan tinggi.
3. Teori Duplex
Teori duplex menggabungkan antara teori biogenetic dan anorganik, pada teori ini menyebutkan bahwa minyak bumi dan gas alam berasal dari organisme yang terkubur didasar laut. Jadi organisme seperti hewan dan tumbuhan yang mati ini akan menumpuk kedasar laut.
Lama kelamaan akan membentuk sebuah endapan, dalam prosesnya selama jutaan tahun endapan organik tersebut akan terkubur dan terkubur oleh batuan/endapan lain. Sehingga akan meningkatkan suhu dan tekanannya.
endapan organik yang terkena suhu tinggi dalam waktu sangat lama itu akan menghasilkan bintik-bintik minyak dan gas.
Teori ini merupakan teori yang paling bisa diterima kalangan umum, sehingga menjadi referensi untuk menjelaskan darimana proses awalmulanya minyak bumi.
B. Proses Pembentukan Minyak Bumi
Untuk lebih detailnya, mari kita bahas satu persatu tahapan proses pembentukan minyak bumi berdasarkan teori duplex.
1. Organisme mati dan menuju dasar laut
Materi organik merupakan sumber energi dari minyak dan gas, kita semua tahu bahwa minyak dan gas merupakan energi dan energi tidak dapat dibuat atau dimusnahkan.
Jadi minyak bumi pada dasarnya hanya perubahan wujud energi dari energi yang terkandung didalam materi organik menjadi cairan dan gas yang mengandung hidrokarbon (mudah terbakar).
Pertanyaannya darimana materi organik yang telah mati mendapatkan energi ?
Untuk tanaman, energinya sumber energinya berasal dari matahari melalui fotosintesis sementara hewan sumber energinya berasal dari apa yang dimakan. Sehingga ketika ada tanaman atau hewan mati akan membawa residual energi yang bisa berubah menjadi wujud cair dan gas.
Materi-materi organik ini berasal dari mana saja, bisa dari ganggang yang hidup diperairan atau daun-daun pohon disekitar sungai yang terbawa hingga ke laut.
2. Organisme terkumpul dicekungan dasar laut
Materi organik tersebut akan terombang-ambing oleh arus didasar laut dan terkumpul pada sebuah cekungan didasar laut. Didalam cekungan inilah semua materi organik bemuara.
3. Tejadi proses pembentukan source rock/batuan induk
Materi organik akan terkumpul pada cekungan akibat arus bawah laut, tapi yang terkumpul didalam cekungan itu bukan cuma materi organik tapi juga batuan. Batuan dan materi organik yang terkumpul dalam satu tempat itu akan mengendap, endapan ini disebut source rock atau batuan induk.
Batuan induk memiliki kandungan karbon karena terbentuk dari batuan yang mengalami erosi dan materi organik. Batuan induk inilah bentuk awal dari pembentukan minyak bumi.
4. Batuan induk akan terkubur batuan-batuan lainnya
Dalam kurun waktu yang cukup lama, akan ada banyak batuan yang juga mengisi cekungan tersebut. Sehingga dalam kurun waktu tersebut, batuan induk akan terkubur. Semakin lama maka batuan induk akan terkubur semakin dalam dan semakin dalam.
5. Terjadi proses pemanasan batuan induk
Ketika batuan induk terkubur oleh batuan lainnya, maka proses pembentukan minyak dan gas berlangsung.
Prosesnya terjadi karena batuan induk yang mengandung karbon akan terkena panas dari inti bumi.
Ini sama saja seperti memanggang sesuatu namun dalam waktu ribuan tahun. Dimana inti bumi berperan sebagai kompornya, dan batuan diatas batuan induk akan menekan batuan induk sehingga pemanasan akan berlangsung lebih efektif.
Hasilnya, batuan induk tersebut akan berubah wujud menjadi bintik-bintik minyak dan gas alam. Minyak yang dihasilkan masih berbentuk minyak mentah (belum bisa digunakan). Semakin dalam batuan tertimbun, maka suhu pemanasan akan semakin tinggi dan itu akan menghasilkan minyak lebih efektif
Tabel diatas menunjukan hubungan kedalaman batuan induk beserta suhunya dengan jenis bahan bakar yang dihasilkan. Bisa dilihat, minyak mentah (Hijau) dihasilkan mulai suhu 40 derajat pada kedalaman 1.000 m dan akan semakin efektif saat mencapai suhu 100 derajat pada kedalaman 2.500-3.000 m.
Sementara yang berwarna cokelat, merupakan gas yang dihasilkan oleh aktifitas bakteri atau disebut biogenic metahane.
Baca pula 6 Jenis minyak bumi yang diperoleh dari minyak mentah
6. Minyak mentah menuju trap dan siap ditambang
Minyak mentah yang memiliki berat jenis lebih rendah daripada air akan bergerak keatas dan teperangkap pada batuan yang berbentuk mangkuk terbalik. Disinlah titik untuk mengebor/menambang minyak bumi.
C. Proses penambangan minyak bumi
Setelah melewati 6 tahapan diatas, maka minyak bumi sudah berbentuk liquid dan siap ditambang. Hanya saja, karena minyak bumi berada pada trap dibawah tanah maka perlu dilakukan teknik khusus untuk menemukan lokasi trap tersebut.
Cara yang digunakan untuk mencari sumur-sumur minyak ini, memang sedikit rumit karena perlu menganalisa dari berbagai sudut pandang.
Yang pertama dari analisa satelit, ahli geologi akan menganalisa permukaan batuan dari citra satelit untuk menemukan permukaan mana yang disinyalir terdapat sumur minyak dibawahnya.
Setelah itu, ada beberapa cara yang digunakan untuk analisa lebih lanjut seperti
Survey seismik untuk menemukan sumur minyak didasar laut |
- Survey gravitasi, yakni mengukur medan gravitasi yang bervariasi karena disebabkan densitas minyak bumi.
- Survey magnetik, yakni mengukur perbedaan medan magnet karena pengaruh aliran minyak dibawah permukaan.
- Survey seismik, yakni metode pemantulan suara dimana sumber suara akan diarahkan kebawah tanah, suara yang diarahkan kebawah tanah akan dipantulkan berdasarkan lapisan batuan dibawahnya. Untuk menganalisa pantulan suara, menggunakan controller khusus. Cara ini merupakan cara yang sering dilakukan bahkan bisa dilakukan dilautan.
Setelah lokasi minyak sudah ditemukan dengan didukung data dari survey diatas, maka langkah berikutnya adalah pengeboran. Pengeboran biasanya dilakukan menggunakan alat RIG yang mampu menembus kedalaman 2.000 - 4.000 meter.
Setelah pengeboran, maka minyak bumi bisa ditambang. Sumber https://www.autoexpose.org/